top of page

Jakarta: Kala Bising Menjadi Hening


Mudik sudah menjadi ritual setahun sekali yang puncaknya terjadi beberapa hari menjelang Hari Raya Idul Fitri. Jakarta sebagai destinasi utama bagi penduduk dari segala penjuru Indonesia untuk mengais rejeki mendadak hening dari hingar bingar kesibukan yang terjadi tiap harinya.

 

PT Jasa Marga memperkirakan bahwa lebih dari 1,4 juta mobil meninggalkan Jakarta melalui jalan tol selama mudik Idul Fitri—atau meningkat 3,6 persen dari tahun lalu. Tradisi mudik ini tentunya mempengaruhi kondisi Ibukota yang semula tak pernah tidur. Jakarta yang sepi ditinggal mudik warganya juga berdampak pada penurunan kadar polusi udara. Hal ini menjadi logis sebab jutaan kendaraan bermotor—yang menjadi biang polusi—untuk sementara waktu tidak berkeliaran di wilayah Jakarta. Terbukti melalui hasil foto panorama Jakarta pada H-1, hari H Idul Fitri, sampai H+2 Idul Fitri yang viral pada akun Facebook Amadeus Pribowo di tahun 2017.


Dalam foto tersebut, ada perbedaan mencolok. Saat H-1 dan Idul Fitri hari pertama, kondisi langit Jakarta amat berkabut. Berbeda dari H+1 dan H+2 ketika jarak pandang teramat luas hingga rentetan pegunungan di daerah selatan seperti Gunung Salak, Gunung Gede dan Pangrango bisa terlihat dari Jakarta.


Tidak hanya itu, Berkurangnya aktivitas perdagangan dan ekonomi menjelang hari raya Idul Fitri berdampak pada menurunnya volume sampah secara signifikan. Berdasarkan data yang dikumpulkan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI pada tahun 2017, volume sampah pada H-1 Idul Fitri sejumlah 3.955 ton menyusut drastis menjadi 1.200 ton pada hari H Idul Fitri.


Berbicara tentang dampak positif, destinasi wisata juga mendapat pengaruh baik. Ketika penduduk Jakarta pergi ke kampung halaman, warga dari kota tetangga Jakarta justru sebaliknya. Banyak penduduk kota Bandung, Bogor, Bekasi, Tangerang, dan sekitarnya memanfaatkan libur lebaran untuk berkunjung ke tempat rekreasi di Jakarta—yang mana tidak bisa didapati di kota mereka masing-masing seperti Ancol, Kota Tua, Monas, TMII, dan masih banyak lagi.

 

Tradisi mudik sungguh mengubah Kota Jakarta. Seolah kota ini ikut meresapi perayaan Idul Fitri yang bermakna kembali fitri/suci, memulai kembali dari awal, menjadi sosok yang baru. Biasanya kita menyimbolkannya dengan hal-hal yang juga baru, mulai dari pakaian bahkan hingga suasana lingkungan yang baru.

Untuk menciptakan suasana hunian yang baru sekaligus menawan, Conbloc bersama Flexitile sudah teruji kualitasnya. Dengan berbagai macam pilihan warna, corak, dan bentuk material paving dan tile, hunian serta suasana lingkungan tempat beraktifitas yang anda idamkan bisa segera anda dapatkan.


Featured Posts
Recent Posts
bottom of page